RakyatMaluku.com – DEBAT publik untuk kedua kalinya harus menjadi sarana penting bagi masyarakat untuk mengenal secara dalam dan konprehensif pikiran calon gubernur dan wakil gubernur Maluku, yang dituangkan dalam visi-misi dan program kerja pemerintahan lima tahun kedepan.
Tentunya, publik berharap debat kandidat tidak hanya menjadi syarat formil dalam tahapan pelaksaan Pilkada, melainkan lebih dari itu, sebuah formula penting dalam mengedukasi dan meningkatkan kualitas berdemokrasi di Maluku.
“Debat kandidat menjadi sarana penting bagi pengenalan dan pendalaman visi-misi kandidat calon gubernur wakil gubernur Maluku kedepan. Karena masyarakat butuh transformasi dalam Pilkada,” kata Direktur Indonesia Research and Survei (IRS) Djali Gafur saat dikonfirmasi Rakyat Maluku, tadi malam, Selasa 19 Juni 2018.
Kandidat calon gubernur harus benar-benar memiliki basis-basis gagasan yang mampu ditawarkan kepada publik. Gagasan saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan kekuatan networking yang bisa mengeksekusi berbagai visi-misi dan program pemerintahan kedepan tersebut. Untuk itu, harus kompatibel tidak bisa mengandalkan atau berpijak pada satu sisi saja.
“Saya kira ketiga kandidat ini pada ronde pertama sudah mampu membuka pengenalan yang baik kepada publik. Tentunya pada babak lanjutan ini, debat harus didalam karena kualitas demokrasi inklut didalamnya. Setelah itu, pendukung yang lain harus ada, untuk mengeksekusi basis gagasan. Ketiga kandidat punya basis gagasan untuk membangun Maluku, nah tinggal pengetahuan mengelola networking yang dibutuhkan selanjutnya,” ungkapnya.
Apalagi, jika debat kandidat tahap II ini membahas tentang pengelolaan SDA dan SDM.
Untuk itu, publik sangat menunggu bagimana sikap dan kebijakan kepala daerah kedepan yang pro terhadap pembangunan dan kesejahteraan daerah kedepan.
“Kabarnya, tema debat publik tanggal 20 ini membahas kebijakan-kebijakan strategis Pemda dalam pengelolaan SDA dan SDM. Tentunya, publik sangat menunggu bagimana sikap dan kebijakan kepala daerah kedepan yang pro terhadap pembangunan dan kesejahteraan daerah kedepan,” sebutnya.
Selain itu, IRS menilai, debat juga harus dihindarkan dari proses saling menjudge atau menyerang personal. Karena itu sangat tidak penting. Karena yang harus dilakukan adalah meyakinkan publik dengan apa yang dimiliki kandidat membangun Maluku kedepan.
“Kami menilai, debat juga harus dihindarkan dari proses saling menjudge atau menyerang personal. Karena itu sangat tidak penting. Karena yang harus dilakukan adalah meyakinkan publik dengan apa yang dimiliki kandidat membangun Maluku kedepan,”kunci Djali. (ASI)



