RakyatMaluku.com – RATUSAN mahasiswa Universitas Pattimura (Unpatti), Rabu 15 Agustus 2018, menggelar aksi demo di depan Kantor Rektorat. Dalam aksinya para mahasiswa ini menuntut dicabutnya dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan panitia penerimaan mahasiswa baru.
Demo dimulai dari gedung registrasi ini sempat diwarnai aksi saling kejar. Pasalnya, salah satu mahasiswa dipukul oknum satpam. Melihat teman dipukul, ratusan mahasiswa langsung mengejar satpam tersebut.
Mendapat laporan aksi di kampus Hotumese, aparat kepolisian dari Polsek Teluk Ambon, yang dipimpin Kapolsek Ipda Julkisno Kaisupy, serta Patroli reaksi Cepat (PRC) Satuan Sabhara Polres Pulau Ambon dan Pp Lease, turun ke lokasi dan mengamankan jalannya aksi demo itu.
Para mahasiswa yang tergabung dalam aksi demo tersebut saat menyampaikan orasinya mengatakan Sumbangan Pendidikan Internal (SPI) yang dibuat Unpatti, sangat membebani mahasiswa baru yang sebagian besar tergolong tidak mampu.
Pengutan SPI dipatok pihak Unpatti, berkisar Rp1 juta-Rp5 juta per mahasiswa. Mereka menilai, SPI diterapkan Unpatti, sangat tidak wajar dengan kehidupan saat ini.
“Kami menolak SPI yang dibuat rektorat. Orangtua dibebani dengan SPI sebesar Rp4-Rp5 juta perorang, ini kan tidak masuk akal. Kami berfikir ini bagian dari Pungli. Yang namanya sukarela, itu sesuai dengan kemampuan, bukan langsung dipatok begitu saja,” kata mahasiswa dihadapan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Yusuf Madubun. Sementara Yusuf Madubun yang menemui mahasiswa, itu hendak berbicara, tapi para pendemo menolak. Yusuf Madubun diberi kesempatan bila aparat kepolisian di dalam kampus Unpatti dikeluarkan.
Karena tak ingin Warek III mengklarifikasi dugaan pungli di Unpatti, Rektor Unpati Prof Dr Marthinus J.Saptenno, SH M.Hum langsung menemui para mahasiswa untuk menanggapi tuntutan mereka.
Dihadapan mahasiswa, Rektor yang menerima tuntutan sekaligus akan menjawab seluruhnya kepada semua mahasiswa Unpatti pada, Jumat, 17 Agustus 2018. (AAN)



