Rakyatmaluku – PENGHARGAAN tinggi patut diberikan kepada pengurus Asosiasi Provinsi Maluku atas berlangsungnya perhelatan kompetisi PSSI Liga 3 Tahun 2018 di Kota Ambon. Karena, kompetisi ini merupakan event terbaik mengukur tingkat pembinaan sekaligus memotivasi lahirnya klub-klub baru di daerah ini yang
diharapkan kelak dapat berlaga di kancah persepakbolaan nasional.
Sedihnya, kompetisi resmi ini terkesan menabrak regulasi atau statuta FIFA dan PSSI sebagai otoritas sepakbola di dunia dan Indonesia. ’’Kinerja panitia penyelenggara Liga 3 Zona Maluku harus dievaluasi oleh Asprov PSSI Maluku karena melanggar regulasi atau Statuta FIFA dan PSSI,’’ kata pemerhati olahraga Maluku, Joses Dos Santos Walalayo kepada pers, Jumat (4/5).
’’Saya selaku pemerhati olahraga Maluku menilai dari segi keamanan dan kesehatan, tidak disediakan panitia penyelenggara, padahal itu aturan baku’’.
Walalayo melihat adanya kejanggalan dalam proses pergantian pemain. ’’Pergantian pemain bisa 4 sampai 5 orang ,padahal dalam Pasal 4 Statuta tentang Peraturan Pertandingan dan sudah dijelaskan dalam ayat 3 Statuta bahwa dalam setiap pertandingan setiap klub hanya dapat melakukan maksimal 3 kali pergantian pemain dengan memainkan pemain cadangan yang terdaftar dalam susunan daftar pemain yang diberikan kepada perangkat pertandingan sebelum pertandingan dimulai,’’ paparnya.
Pelaksana Tugas Sekjen Asprov PSSI Maluku Bertho Rieuwpassa mengakui hal itu. Namun, dia tegaskan kekurangan-kekuranga per pekan dalam Liga 3 akan terus dievaluasi Asprov PSSI Maluku berikut panpel Liga 3. ’’Kita akan evaluasi kekurangan-kekurangan selama berlangsungnya kompetisi Liga 3 ini,’’ tegasnya di lain kesempatan. (ROS)



